- Turut Menandai Perjalanan 25 Tahun demajors dan ruangrupa, Menghadirkan Guruh Gipsy, Ambon Jazz Rock, Riffmeister: The Legacy of Ricky Siahaan, sampai Centil Era
- Menyulap D2 Hall JIEXPO jadi Pameran Seni Kontemporer Kolaborasi demajors dan ruangrupa
Selama sepuluh tahun terakhir, Synchronize Festival tumbuh bukan sekadar menjadi festival. Menjadi titik nol sekaligus titik ledak euforia semua yang percaya bahwa musik bukan perkara bunyi semata. Panggung-panggung Synchronize dibangun atas semangat memantik ekosistem musik untuk menembus batas-batas kreativitas dan lepas dari zona aman. Lebih dari 700.000 penonton hadir dan mengalami musik yang hidup dan bertumbuh, 30.000 lebih pekerja telah bahu-membahu mewujudkan sebuah festival yang sehat, berdaya, dan berpihak pada musik itu sendiri. 10.000 lebih publikasi media ikut mengarsipkan spirit ini, dan lebih dari 5.000 musisi telah beresonansi di sini. Tak lupa juga dukungan ratusan sponsor. Semua terjadi dalam sebuah nama selama 10 tahun ini, Synchronize Festival. Sebuah pergerakan menuju keniscayaan: musik Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri. Rasanya semua itu tidak akan
terwujud tanpa semangat kebersamaan “saling-silang” dan dorongan untuk tumbuh bersama atas nama musik Indonesia.
Pada edisi satu dekade Synchronize Festival yang digelar di Gambir Expo Kemayoran, 3, 4, 5 Oktober 2025, manifestasi semangat kolaborasi diangkat dalam tema besar “Saling Silang” yang lahir dari simbol sederhana angka romawi untuk sepuluh, “X”, dan kemudian dimaknai sebagai tanda pertemuan lintas zaman, lintas genre, lintas energi.
Semangat kolaborasi itu diwujudkan dengan menggandeng kolektif seni kontemporer ruangrupa. Demajors yang menjadi ibu kandung Synchronize Festival dan ruangrupa sama-sama menapaki usia 25 tahun pada 2025. Kolaborasi dua entitas yang berangkat dari semangat inklusivitas seni ini dapat dilihat di Hall D2 JIEXPO. Di area itu ruangrupa dan demajors tidak sekadar memajang karya, melainkan membuka portal di mana musik dan seni rupa bertabrakan jadi kosmos baru. Perupa yang terlibat dalam pameran ini antara lain ruangrupa (Jakarta), Serrum (Jakarta), Grafis Huru Hara (Jakarta), Forum Sudut Pandang (Palu), Gelanggang Olah Rasa (Bandung), Hysteria (Semarang), Komunitas Gubuak Kopi (Solok), Komunitas KAHE (Maumere), Rumah Budaya
Sikukeluang (Pekanbaru), Serbuk Kayu (Surabaya), SIKU Ruang Terpadu (Makassar), Sinau Art (Cirebon), TrotoArt (Jakarta), Susur Galur (Pontianak), Tepian Kolektif (Berau), Taring Padi (Yogyakarta), Jatiwangi Art Factory (Majalengka), Tudgam (Kuningan), Girls Pay The Bills (Jakarta), Katakerja (Makassar), Prewangan (Tuban), Kanotbu (Banda Aceh), Cut and Rescue (Jakarta), STUFFO & GudRnD (Jakarta), Riwanua (Makassar), Simpasio (Larantuka), Pasirputih (Lombok), Indonesia Art Movement (Jayapura), Makmur Djaja (Jakarta), dan masih banyak lagi.
“Dalam tubuh Synchronize, ‘Saling-Silang” bukan jargon, melainkan praktik yang hidup,” ujar David Karto, Director of Festival Synchronize Fest.
“demajors dan ruangrupa tumbuh bersama selama 25 tahun. Bidangnya berbeda, tapi orang-orangnya tidak jauh beda. Di dalam pergerakannya, ruangrupa banyak berkolaborasi dengan Synchronize membawa semangat kebersamaan. Dan rasanya pada usia 10 tahun Synchronize, 25 tahun demajors dan ruangrupa, sepertinya tepat jika kami merayakan bersama,” ujar Ade Darmawan, inisiator ruangrupa.
Musik Indonesia Dulu, Kini, dan Nanti
Menyusun daftar penampil menjadi tantangan tersendiri setiap tahunnya. Berpegang pada prinsip menjadi rumah bagi seluruh entitas musik Indonesia, dan mengesampingkan radar algoritma sebagai acuan utama. Hasilnya, tahun ini Synchronize Fest diisi ratusan penampil yang menjadi representasi wajah musik Indonesia dan selingkar yang berada di sekitarnya.
Di samping penampilan A4A Clan: WIB (Waktunya Indonesia Berubah). Salah. Maksud Kami. Waktunya Indonesia Breakbeat; Anisa Bahar X Juwita Bahar; Avhath & Kuntari; Gledeg; Hindia; Idgitaf Ngamen Sore-Sore; JKT48; Orkes Shaggydog; Padi Reborn; Polka Wars feat. Alahad; Silampukau; The Paps; White Chorus; Jamrud; Whisnu Santika X Dipha Barus, dan banyak lainnya, Synchronize Fest kembali menghadirkan panggung signature mereka, yaitu Panggung OLENG UPUK, PANGGUNG GETARRR, dan GIGS STAGE.
Panggung OLENG UPUK dikurasi oleh LaMunai Records, sebuah label rekaman yang fokus pada preservasi karya musik eksperimental dari musisi-musisi ikonik dan legendaris Indonesia. Panggung yang identik dengan bentuk kaleng krupuk ini akan menampilkan antara lain Cul De Sac Collective, Dubyouth, Huru Hara by Preachja, Kasimyn, Maft Sai (Thailand), Prontaxan, Toxicdev!, Yella Sky Sound, dan lain-lain.
PANGGUNG GETARRR dikurasi oleh Kobra Musik, kolektif asal Pamulang yang dikenal dekat dengan musik akar rumput dan selalu memberi ruang pada grup musik eklektik sekaligus eksentrik, seperti musik “orkes” atau dangdut alternatif. Panggung ini menampilkan antara lain Asep Balon, Orkes Pensil Alis, Syarikat Idola Remaja, Bujang Orgen Lampung, dan Orkes Nunung Cs, Symphoni Polyphonic Geng X White Chorus.
Sedangkan GIGS STAGE dikurasi oleh Extreme Moshpit, salah satu media yang paling konsisten menyuarakan musik bawah tanah dan terus bergerilya menjadi counter-culture hegemoni yang seringkali bias dalam melihat komunitas musik cadas. Extreme Moshpit akan memboyong Final Attack, Iron Voltage, MTAD, Negatifa, Peach, dan Rounder. Penampilan di panggung ini akan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Extreme Moshpit.
Tradisi dan komitmen Synchronize menghadirkan panggung spesial terjaga dengan baik tahun ini. Sebuah suguhan eksklusif yang sulit terulang dua kali, semakin memberikan pengalaman maksimal dan tak tergantikan dalam merayakan musik Indonesia. Penampilan spesial tahun ini datang dari Centil Era: Astrid, Aura Kasih, Citra Scholastika, Shanty, She, Sinta dan Jojo, T2, Duo Maia, Naykilla (Music by Oomleo Berkaraoke); Jatiwangi Art Factory; Haddad Alwi & Opick; Jakarta Movin & RAPOT Present Putar Kembali Ost. Film Indonesia; Nasida Ria & Mother Bank; Riffmeister: The Legacy of Ricky Siahaan (Amerta, Burgerkill, Komunal, Stepforward, Host: Arian13, Sammy Bramantyo, Edy Khemod, Soleh Solihun, Jill Van Diest, Fadli Aat), dan banyak lagi.
“Para musisi menyadari pentingnya menghadirkan konsep spesial di sebuah festival. Banyak banget spesial program justru berangkat dari inisiasi musisinya, seperti Tribute To Gusti Irwan Wibowo datang dari Morad dan Pamungkas, The Adams yang tampil dengan Hornstar Big Band, kemudian konsep Ambon Jazz Rock gagasan Barry Likumahuwa, dan masih banyak lagi lainnya” ungkap Aldila Karina, Director of Communication Synchronize Fest.
Konsep penampilan spesial juga menjadi momentum untuk menyalakan mesin waktu dan menghidupi kembali sejarah yang punya jejak tebal dalam sirkuit musik nasional sampai hari ini. Penampilan Stadium All-Star (Bobby Suryadi, Jacky, Zaldy Garcia) contohnya yang menjadi retrospektif kultur klab malam. Menghadirkan pengalaman nyata musik yang identik dengan istilah pesta ugal-ugalan “masuk (kelab) Jumat, pulang Senin” yang populer di kalangan anak
muda ibu kota era 90-an akhir hingga 2000-an awal. Stadium All-Star sekaligus menjadi set terpanjang di Synchronize Fest tahun ini dengan total durasi 150 menit. Fragmen lain yang patut diantisipasi adalah hadirnya Guruh Gipsy (Guruh Sukarno Putra, Keenan Nasution, Abadi Soesman, Bubi Sutomo, Yoes JF, Raidy Noor, Warman Nasution, Andy /Rif, Irang Arkad, Karisk, Daryl Nasution, Biko Nasution, Peter NL, Kompiang Raka, Gamelan Saraswati, Harry Murti).
Sebagaimana kita ketahui bersama, Guruh Gipsy melalui album mereka yang dirilis pada 1977 menjadi salah satu prasasti penting dalam perjalanan musik Indonesia modern.
“Guruh Gipsy itu adalah album tonggak musik populer Indonesia. Penting sekali buat perkembangan musik rock Indonesia karena dia berusaha membuat musik relevan saat itu, progressive rock yang bisa digandrungi anak muda, tapi tetap memiliki narasi ke-Indonesia-an,” ungkap David Tarigan, Artist & Repertoire Synchronize Fest.
Synchronize Fest terus menjaga semangat energi berkelanjutan dengan menerapkan pengelolaan sampah terpadu, dan mendukung perilaku peduli lingkungan dengan menyediakan titik pengisian air minum untuk mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai.
Pada tahun ini Synchronize Fest bekerja sama dengan Kredivo untuk memberikan kemudahan para Warga-Wargi dalam mendapatkan tiket melalui program cicilan dan paylater. Pembeli tiket mendapat diskon senilai Rp.150.000 untuk setiap transaksi tiket menggunakan metode pembayaran Kredivo (transaksi pertama/pengguna baru). Sedangkan bagi pengguna setia Kredivo, akan mendapatkan cashback senilai Rp.120.000 Kredivo Points. Penjualan tiket hanya
melalui situs www.synchronizefestival.com.
Synchronize Fest 2025 turut didukung oleh beberapa sponsor panggung, diantaranya Orang Tua Group pada District Stage, Djarum dengan produk LA Bold pada Forest Stage, dan Kredivo pada Oleng Upuk. Beberapa sponsor pendukung lainnya Chitato, Pop Mie, Indomie, Indomilk Susu Steril, Lion Parcel, Jose Cuervo, Caffino, Guinness, Extra Joss Ultimate, Kopi Kenangan, AHM, serta didukung penuh persembahan warna oleh Puffin Paint.