Indonesia saat ini memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang signifikan lebih dari 3.600 Giga Watt (GW) dimana potensi surya lebih dari 3.200 GW, namun pemanfaatan saat ini hanya sekitar 600 MW. Saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan pilihan teknologi yang paling rasional bagi Indonesia untuk mencapai dekarbonisasi di 2060 atau lebih awal.
Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru khususnya tenaga surya yaitu pemerintah telah memasukkan energi terbarukan dalam porsi yang lebih besar (20.923 MW) dalam RUPTL PT PLN (Persero) 2021 – 2030. Selain itu pemerintah juga menerbitkan Peraturan Presiden tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk penyediaan Tenaga Listrik. Peraturan ini menawarkan harga listrik yang lebih menarik, bertujuan untuk menarik investasi di pembangkit listrik, industri pendukung, dan industri hijau.
Bukan hanya pembangkit listrik tenaga surya, pasar penerangan Indonesia pun diproyeksi akan tumbuh pesat pada tahun 2024. Penggunaannya yang dapat menghemat energi dan lebih tahan lama, membuat beberapa sektor lebih mengedepankan penggunaan LED. Ukuran pasar LED di Indonesia mencapai USD 1,1 Miliar pada tahun 2022. Kedepannya, IMARC Group memperkirakan pasar akan mencapai USD 3,4 Miliar pada tahun 2028, dengan tingkat pertumbuhan (CAGR) sebesar 20,95% selama tahun 2023-2028.
Penggunaan lampu LED sendiri saat ini sudah terintegrasi dengan Smart IoT untuk mendukung Smart Home+City di Indonesia. Di era teknologi saat ini, pemanfaatan sistem smart IoT banyak diaplikasikan untuk menghemat energi. Penerapan smart IoT juga mendorong industri untuk menciptakan atau mengembangkan aplikasi baru yang dapat digunakan diberbagai sektor kehidupan. Saat ini pemerintah terus mendorong pengembangan dan pemerataan sistem smart IoT untuk mendukung implementasi pemerintahan digital di Indonesia.
Perkembangan yang signifikan dalam pemanfaatan sumber energi yang ada di Indonesia ini diharapkan dapat menarik para investor luar dan dalam negeri untuk dapat sama-sama bergabung membangun teknologi terkini di bidangnya. Dukungan tidak hanya datang dari pemerintah dan BUMN saja, GEM Indonesia selaku salah satu Exhibition Organizer di Indonesia, turut andil demi mewujudkan NZE di 2060 mendatang.
6 Maret 2024, Solartech Indonesia, Smart Home+IoT, dan INALIGHT yang diselenggarakan oleh GEM Indonesia telah resmi dibuka dengan menghadirkan perusahaan-perusahaan terkemuka global di bidang bidang Solar PV, Energy Storage, Perlampuan, dan Smart Home. Adapun diantaranya PLN Nusantara Power, Huayao PV, Atelier Solar, Gotion, Apollo Solar Indonesia, JJ-Lapp, Solis, Hexing Livoltek, RePower, MKOPTO, AE Solar, Damai Cable, Boamax, Bluetti, Goodwe, Ecoflow, ATW Solar, Utomo Solar UV, Aviation Electrical dan lebih dari 800 exhibitors lainnya.
GEM Indonesia telah berhasil menjadikan pameran tersebut menjadi pameran B2B International terbesar se-Asia Tenggara dibidangnya. Pameran ini dilaksanakan selama 3 hari, dari 6-8 Maret 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta – Indonesia dan ditargetkan akan dikunjungi lebih dari 25.000 pengunjung. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kembali hadir dan mendukung pameran kali ini dengan memfasilitasi perusahaan-perusahaan local untuk memamerkan produk buatan Indonesia di ajang pameran Internasional.
Pameran turut mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konsevari Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Serta beberapa Asosiasi, diantaranya APAMSI, APERLINDO, APTIKNAS, ALINDO, AKLI, APPLE, GAMATRINDO, GAPENDO, dan PERTAMISI.